Featured Post
SURAT DARI IWAN UNTUK TUHAN

IWAN adalah seorang preman yang baru insyaf. Ingin berusaha jujur dan ingin mengenal Tuhan. Ketika sedang merintis kehidupan baru yang lu...

Selasa, 30 Agustus 2016

Antara Sakti dan Sakit

Assalamualaikum wr.wb

Di zaman dikatakan milenium ini, yang sesungguhnya telah beberapa kali terjadi peradaban "lebih milenium" berganti kemudian tenggelam dan muncul lagi berulang ulang. Namun pada hakikatnya kehidupan manusia adalah sama, sebagai pemimpin diatas bumi. Maknanya adalah untuk mengolah dan memanfaatkan semua sumber daya alam di bumi untuk kebaikan seluruh umat manusia.


Sedikit sekali catatan sejarah mengenai peradaban masa lalu yang hebat yang di ketahui oleh khalayak sekarang ini bahkan mungkin telah dihancurkan atau dihilangkan. Beberapa barangkali ada dari nubuwah atau cerita dari kitab suci mengenai keadaan peradaban masa lalu disertai misi suci para utusan (nabi / rosul) ditengah umat mereka. Sehingga apa yang dikatakan mukjizat atau karomah orang orang suci tergambarkan diluar batas tanggap otak kita sekarang ini. Apa sebab?.  Ujung ujungnya karena sebab kekuasaan Tuhan.

Di zaman sekarang apakah ada orang yang memiliki karomah atau kemampuan yang mukjijat?.  Tentu ada, hanya saja orang orang seperti itu tidak pernah menunjukan diri di muka umum. Kalaupun ada barangkali adalah penampilan para pesulap dan ahli mentalist seperti muncul di media media. Kesimpulannya yang membedakannya adalah kemampuannya diperoleh dari mana. Cara berlatih, Instan atau memang pemberian Tuhan atau dari cara setan.

Bila diantara Anda ada yang memiliki kelebihan dari Tuhan, maka syukurilah agar tidak menjadikan Anda mengaku "sakti" sehingga malah menjadi kutukan dari Tuhan. Bila dilatih maka pergunakan untuk kebaikan semua orang. Adapun bila Anda memperolehnya dari setan, maka segeralah bertobat karena tidak akan ada manfaatnya bagi Anda dan akan menjadi sengsara di akhirat kelak. Wallahualam

Bagi saya dan diantara Anda yang berada pada garis normal normal aja, mungkin menjadi orang "SAKTI" adalah angan angan / khayalan akan tetapi bila sewaktu waktu menderita "SAKIT" itu adalah kenyataan. :)

Kelelahan fisik, mental dan pikiran akan menyebabkan jatuhnya diri menjadi sakit. Bisa sakit fisik atau bisa pula fisikis. Sakit fisik bisa berusaha dengan istirahat yang cukup, minum vitamin dan obat, akan tetapi bila sakit karena pikiran barangkali akan lama prosesnya, hanya satu jalan yang bisa membantu yaitu dengan berserah diri kepada Tuhan. Tiada daya dan upaya selain karena kekuasaan Tuhan.

Lantas kalau sakit hati masuk kemana ya?. kalau secara fisik namanya sakit liver :), namun secara fisikis tetap termasuk karena pikiran juga yang mengendap. Berikhtiar dan berdoa adalah upaya diri sebelum berpasrah diri kepada Tuhan.

Mengharapkan kesaktian yang bila Tuhan tidak berikan malah membuat diri berputus asa, padahal sesungguhnya kesaktian yang sejati adalah pengendalian diri dari hawa nafsu. Namun bila suatu saat Tuhan berikan hidayah dan karomah karena saking sayangnya Tuhan kepada kita dengan memberi amanah, maka syukurilah dan pergunakan untuk kebaikan ke semua orang.
Wallahualam. 

Semoga Anda Sehat Semuanya.
Misi selanjutnya...

Jumat, 26 Agustus 2016

Setitik Pemakluman Diri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Salam sejahtera untuk para sahabat semua.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, sampai sampai ditengah kesibukan yang fana tidak sempat meluangkan waktu menuangkan pemikiran di blog ini, mudah-mudahan yang terutama adalah jangan sampai melalaikan mendekatkan diri kepada Nya. Insyaallah.

Ya, barangkali seperti itulah hidup di dunia, baik saya ataupun Anda para sahabat secara tidak sadar sebenarnya sama sama telah tertipu diri dalam buaian angan angan dunia. Apa yang kita kejar, apa yang kita raih sebenarnya semua adalah ilusi dunia, mengejar hakikat kebahagiaan diri namun sesungguhnya malah terbelenggu dalam kehampaan diri. Yang ada adalah lelah hati, lelah fisik dan lelah pikiran. Walaupun misalnya Anda sekarang telah meraih kesuksesan diri mendapatkan apa yang dulu Anda cita citakan, lantas apakah Anda puas?. Saya yakin belum tentu. Bisa jadi Anda malah berencana untuk berangan angan meraih cita cita yg lebih tinggi atau malah Anda saat ini sedang berada pada titik kejenuhan karena Anda sudah bosan untuk segera "rehat diri".

Apa sih yang menyebabkan kehampaan diri tersebut diatas?. Dalam hal ini adalah adanya ketidakseimbangan antara pemenuhan ego diri (hawa nafsu) dengan kebutuhan jiwa / ruhani akan spiritualitas mengenal diri dan Sang Pencipta.

Sebagian ada yang bilang;  khan sudah cukup dengan melakukan ritual ritual ibadah? atau dengan melakukan amal amal kebaikan ataupun menjadi orang baik itu sendiri dsb.

Bisa jadi benar, tapi sisi lain bisa juga belum cukup, apa sebab?. Apakah disaat kita melakukan ritual ritual ibadah atau amal kebaikan tersebut telah sepenuh hati dilakukan dengan keikhlasan atau tidak?. Adakah didalam hati terbersit adanya berharap pamrih atau malah menjadi riya, ujub dsb. wallahualam.

Mengenal diri dan mengenal siapa Tuhan atau siapa Allah bagi setiap orang beriman semua agama diawali dengan penerapan akan arti SEPENUHNYA PEMAKLUMAN DIRI.

Gambaran sederhananya malah seperti berkesan koboi. Nah lho???. Orang yang bersikap " AKU BERBUAT mau ikhlas atau tidak, bodo amat" maksudnya berawal dari niat karena Allah, setelah itu lupakan.. inilah ORANG BAHAGIA, mungkin Tuhan pun tertawa. Apa sebab?. karena selama ini apa yang disebut pahala dan dosa tidaklah nampak langsung terasa (perkara ghaib). Lain soal apabila misalnya setelah Anda melakukan dosa tiba tiba merasakan benjut benjut dan sebagainya atau sesuatu yang disebut pahala tiba tiba Anda merasakan "semriwing" seperti terkena hembusan angin sepoi sepoi sejuk :).. Benar kan?. Walaupun begitu terkadang ada sebab dan akibat secara tidak langsung apa yang kita lakukan hari ini akan menuai hasil nya di suatu saat selama di dunia. Namun tetap perkara dosa dan pahala adalah ghaib, hanya Sang Pencipta Yang Maha Tahu yang mengetahui. Sama halnya dengan perkara timbangan amal dan dosa di akhirat kelak. Wallahualam.

Terakhir Anda jangan salah kaprah bila menganalogikan terbalik; "SAYA MENERIMANYA (sesuatu) walaupun orang itu ikhlas atau tidak ikhlas MEMBERIKANNYA, bodo amat". ini sih orang tersesat dan rakus he he he..

Seperti apa sih PEMAKLUMAN DIRI ITU?. 
Akan kita bahas di lain waktu.

Salam

Selamat malam