Featured Post
SURAT DARI IWAN UNTUK TUHAN

IWAN adalah seorang preman yang baru insyaf. Ingin berusaha jujur dan ingin mengenal Tuhan. Ketika sedang merintis kehidupan baru yang lu...

Sabtu, 31 Oktober 2015

CARA MENGHILANGKAN VIRUS IKLAN

Tulisan ini sengaja saya postkan dikarenakan adanya pertanyaan dari teman melalui media sosial yaitu cara mengatasi komputernya yang terkena virus iklan (adware) yang membuat dia pusing, sekaligus berbagi pengalaman dan informasi barangkali diantara Anda ada yang saat ini tengah mengalami hal yang serupa.

Sebenarnya sih hal yang wajar saja bila seseorang ingin meng-iklankan produk-produknya, hanya saja bila sampai mengganggu privacy maka akan membuat kita tidak nyaman dan mengganggu pekerjaan kita. Sama halnya seperti orang memasang Bilboard atau spanduk di dalam rumah kita :). Masih mending kalau kita dibayar :), tapi kalau Anda mau.

Ini penampakannya pada saat Anda membuka browser :


 atau seperti ini :


Virus Adware ini merupakan virus yang selalu menampilkan iklan di mana-mana, pada saat terkoneksi internet maupun tidak. Pada komputer yang sudah terjangkiti biasanya pada saat Start up (ada yang menyebutnya “loading”) sesudah dinyalakan akan menyebabkan pc / laptop kita lemot alias lambat. Virus ini biasanya menempel pada toolbar dan ekstensi yang ada di browser, namun tidak jarang virus ini berada di sebuah program atau menempel di taskbar icon komputer (biasanya berada di pojok kanan bawah layar windows) seperti yang saya alami. Virus ini  sangat jarang terlacak oleh antivirus, oleh karena itu kita membutuhkan tools tambahan untuk menghapus virus Adware ini. Yang juga perlu diwaspadai adalah virus ini tidak hanya menampilkan iklan tetapi juga dapat mencuri data-data penting anda, termasuk password dan riwayat jelajah.

Virus ini biasanya bersifat stealth (tidak terlihat) dan terpasang tanpa sepengetahuan pengguna. Adware sering ikut pada saat anda mendownload suatu software di website yang memasang iklan pop-up (iklan muncul sendiri). Tanda-tanda komputer sudah terkena Adware adalah adanya iklan yang terus menempel di browser walaupun kita sudah menscroll ke bawah.
Berikut ini  adalah cara untuk menghapus virus Adware.


  1. Bila Anda yang sudah mahir komputer biasanya dengan melakukan Registry Editor (regedit) yang bisa di cari lewat command atau search di komputer Anda. Cara ini memang agak melelahkan karena harus mencari dan meneliti satu persatu registry yang dicurigai sebagai program virus di system komputer Anda.
  2. Cara kedua dengan meng-uninstal program-program yang dicurigai sebagai program virus atau program penyisip adware. Melaui control panel > program > Install/Uninstall lalu cari programnya.
  3. Bila kedua cara diatas belum menyelesaikan masalah, maka alternatif lainnya yaitu menggunakan program bantuan penghilang Adware salah satunya bisa di download dengan mengunjungi ke websitenya dengan cara Install online download langsung berikut ini : (tunggu sampai selesai download lalu jalankan)

Download Button
kunjungi websitenya

  • Jika sudah didownload, buka software yang sudah didownload tadi. Lalu jalankan klik Scan.




  • Lalu akan muncul key registry dan file yang berkemungkinan bahwa itu adalah Adware. Tutup semua aplikasi yang sedang berjalan, lalu klik pada Cleaning (anda juga bisa memilih registry yang tidak ingin dihapus).



  • Jika sudah selesai, komputer anda akan restart secara otomatis, dan pada saat menyala anda akan melihat laporan hasil pembersihan Adware yang tadi dilakukan.



4. Apakah sudah selesai dengan ketiga cara diatas?. Komputer Anda sebenarnya sudah terbebas dari program virus iklannya, hanya ternyata untuk menyempurnakan hilangnya virus adware di browser internet Anda, ada caranya dengan mereset browser ke defaultnya (cara ini dilakukan jika belum menghilangkan jejak penampilannya di browser dengan adcleaner, akan tetapi walau begitu sudah tidak membahayakan sistem window Anda).
Bila Anda memakai browser Chrome bisa membuka klik Setting >

https://babarkata.wordpress.com/2015/11/01/cara-menghilangkan-virus-iklan/


5. Lalu klik Show Advance Setting >


https://babarkata.wordpress.com/2015/11/01/cara-menghilangkan-virus-iklan/

6. Dan terakhir klik Reset setting

https://babarkata.wordpress.com/2015/11/01/cara-menghilangkan-virus-iklan/

Maka browser anda akan diarahkan pada posisi default tanpa ekstensions. Saran saya sering-seringlah untuk membersihkan history dan cache browser supaya aman.

Sekarang anda sudah bisa bebas dari iklan yang menumpuk, tetapi tidak semua iklan itu dianggap Adware. Seperti yang muncul pada saat kita browsing. 

Semoga bermanfaat.
Link


Rahmat Saleh

CARA MENGGAPAI HIDAYAH

Sebagian diantara Anda mungkin sering berfikir, bagaimana cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi untuk menjadi baik.  Akan tetapi diantara segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya.

Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita,bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?

Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Allah berfirman yang artinya

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).

Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya”.

Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, “Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya.”

NABI YANG MULIA SENDIRI TIDAK DAPAT MEMBERI HIDAYAH TAUFIK

Turunnya ayat ini berkenaan dengan cintanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pamannya Abu Tholib. Akan tetapi, segala cara dan upaya yang dilakukan beliau untuk mengajak pamannya kepada kebenaran, tidak sampai membuat pamannya menggenggam Islam sampai ajal menjemputnya. Seorang rosul yang kita tahu kedudukannya di sisi Allah saja tidak mampu untuk memberi hidayah kepada pamannya, apalagi kita yang keimanannya sangat jauh dibandingkan beliau.

Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh di dalam menegakkan tauhid kepada umatnya? Waktu yang mencapai 950 tahun tidak dapat menjadikan umat nabi Nuh mendapatkan hidayah Allah, bahkan untuk keturunannya sendiri pun ia tidak dapat menyelamatkannya dari adzab, Allah berfirman yang artinya

“Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orangorang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud:42-43)

Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi Nuh berdoa

“Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orangorang yang jahil.” (QS. Hud: 45-46)

Contoh lainnya adalah apa yang dialami oleh Nabi Allah, Ibrahim. Berada ditengah-tengah orang-orang yang menyekutukan Allah, ia termasuk orang yang mendapat petunjuk. Allah dengan mudahnya memberikan hidayah kepada seseorang yang dikehendakinya, padahal tidak ada seorang pun yang mengajarkan dan menerangkan kebenaran kepadanya, Allah berfirman yang artinya
“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan yang ada di langit dan di bumi, agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah gelap,dia melihat bintang, lalu berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, ‘Aku tidak suka pada yang tenggelam’. Kemudian ketika dia melihat bulan terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘Sesungguhnya jikaRabbku tidak memberi petunjuk padaku, pasti aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku, ini lebih besar’. Tatkala matahari itu terbenam, dia pun berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan! Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya’.” (QS. Al-An’am: 75-79).

Dari hal ini, sangat jelaslah bagi kita, hidayah hanyalah milik Allah, dan Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah berfirman yang artinya
“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213)

dan Allah berfirman yang artinya
 “Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.” (QS. Az-zumar:23).

CARA MENGGAPAI HIDAYAH

Setelah mengetahui hal ini, lantas bagaimana upaya kita untuk mendapatkan hidayah? Bagaimana caranya membuat orang lain mendapatkan hidayah? Di antara sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah:

1. Bertauhid
Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allah berfirman yang artinya
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-an’am:82).

2. Taubat kepada Allah
Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan,
bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman yang artinya
 “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya”.

3. Belajar Agama
Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama” (HR Bukhori)

4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang.
Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah berfirman:
 “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (An-nisa: 66-68).

5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya.
Allah berfirman yang artinya 
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al-Isra:9)

6. Berpegang teguh kepada agama Allah
Allah berfirman yang artinya
 “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali-Imron:101).

7. Mengerjakan sholat.
Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Allah berfirman pada surat al-baqarah yang artinya
“Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat setelahnya 
“yaitu mereka yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan kepadanya” (QS. Albaqoroh:3).

8. Berkumpul dengan orang-orang sholeh
Allah berfirman yang artinya 
 “Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah,
sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah member petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami.” Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am:72).

Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat ini adalah permisalan yang Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Allah dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek. “

Dengan mengetahui hal tersebut, marilah kita berupaya untuk mengerjakannya dan mengajak orang lain untuk melakukan sebab-sebab ini, semoga dengan jerih payah dan usaha kita dalam menjalankannya dan mendakwahkannya menjadi sebab kita mendapatkan hidayah Allah. Syaikh Abdullah Al-bukhori mengatakan dalam khutbah jum’atnya “Semakin seorang meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, niscaya bertambah hidayah padanya. Seorang hamba akan senantiasa ditambah hidayahnya selama dia senantiasa menambah ketaqwaannya. Semakin dia bertaqwa, maka semakin bertambahlah hidayahnya, sebaliknya semakin ia mendapat hidayah/petunjuk, dia semakin menambah ketaqwaannya. Sehingga dia senantiasa ditambah hidayahnya selama ia menambah ketaqwaannya.” Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin.

Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

Rian Permana

Kamis, 29 Oktober 2015

TUHAN DALAM GEN KITA : GENETIC MIND

Gen

Kemajuan-kemajuan terbaru dalam bidang genetika yang tengah berkembang dengan pesat telah menarik perhatian dunia. Pengembangan sayuran dan buah-buahan yeng tengah dimodifikasi secara genetik telah menimbulkan keresahan mengenai apakah makanan tersebut aman untuk di konsumsi atau tidak. Sementara kelahiran seekor domba dan mamalia lain hasil kloning telah memicu kontroversi mengenai kemungkinan adanya kloning manusia yang identik.

Kita semua memiliki bayangan tentang apa yang dimaksud dengan “gen”, namun nyatanya kita sama sekali tidak tahu banyak mengenainya. Hingga beberapa dekade yang lalu, istilah faktor keturunan (hereditas) hampir sama artinya dengan nasib atau takdir. Karakteristik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dianggap tidak dapat diubah. Pernyataan-pernyataan seperti “Memang sudah keturunan; engkau tidak bisa berbuat apa-apa lagi.”. Mengungkapkan betapa sia-sia berjuang melawan hal yang tidak dapat terhindarkan lagi. Contohnya, orang biasanya berasumsi bahwa seorang anak yang lahir dari orang tua yang berbakat dalam musik akan diberkahi dengan kemampuan bermusik, sementara seorang anak yang lahir dari orang tua penderita diabetes memiliki resiko yang jauh lebih tinggi akan mengidap penyakit tersebut. Sama halnya, selama ini dipercayai bahwa anak-anak yang orang tuanya mengalami kegemukan akan mengalami obesitas dan anak-anak yang orang tuanya mengidap kanker mungkin juga akan meninggal karena kanker. Hal-hal seperti biasanya masih dianggap sebagai takdir.

Tentu saja, kemampuan dapat dianggap dikembangkan dengan usaha yang gigih dan efek dari gen-gen yang tidak diinginkan dapat ditekan dengan kontrol yang ketat. Tetapi selaluaja sulit berdebat dengan seseorang yang bersikeras bahwa suatu ciri adalah “diturunkan”, terlepas dari apakah tersebut baik atau buruk. Namun, penelitian genetika baru baru ini telah menghasilkan penemuan yang luar biasa. Karena ilmu genetika mempelajari kehidupan, setiap penemuan baru tentunya luar biasa, namun yang satu ini terkait langsung dengan Anda. Eksperimen-eksperimen yang dilaksanakan oleh saya (Kazuo Murakami-pen) maupun ilmuwan ilmuwan lain menunjukan bahwa lingkungan dan faktor-faktor eksternal lainnya sesungguhnya dapat mengubah cara kkerja gen kita. Lebih tepatnya, kita sekarang tahu bahwa gen-gen yang dorman (tak aktif) dapat diaktifkan.

Jika berbicara mengenai lingkungan atau stimulus eksternal, orang-orang biasanya memikirkannya dari segi materi, namun saya juga akan mengikutsertakan segi psikologis. Efek dari stimulus-stimulus psikologis atau trauma pada gen kita , -dengan kata lain hubungan antara gen dan pikiran kita- telah mulai mendapatkan perhatian di masa yang akan datang.

Bermacam macam fenomena di sekelling kita telah menunjukan adanya hubungan tersebut. Contohnya, suatu hal yang sangat hebat dapat mengubah rambut seseorang menjadi putih dalam sehari saja. Sebaliknya, seorang pasien pengidap kanker mematikan yang divonis hanya dapat hidup selama beberapa bulan mungkin hidup selama enam bulan, satu tahun, atau bahkan bertahun-tahun lebih lama lagi. Seseorang yang tidak pernah menghisap rokok pun dalam hidupnya mungkin mengidap kanker paru-paru, sementara seorang yang lain yang merokok seratus batang setiap harinya mungkin tetap sangat sehat. Walaupun mengkonsumsi terlalu banyak garam biasanya akan menyebabkan hipertensi, seorang pencinta makanan asin mungkin memiliki tekanan darah yang normal.

Kita juga tahu bahwa dalam kondisi ekstrem, seseorang dapat memunculkan kekuatan super atau bahwa jatuh cinta dapat mengubah seorang pelajar tak berprestasi menjadi seorang pekerja keras yang tiba-tiba menonjol prestasi belajarnya. Hal-hal yang seperti ini terjadi setiap saat, dan orang-orang telah menemukan banyak alasan untuk menjelaskannya. Sebenarnya, segala fenomena ini terkait lansung dengan cara kerja gen kita, dan hasil akhirnya dapat berubah tergantung dari sikap yang dimiliki setiap individu.

Kita dapat melhat potensi ini di sekeliling kita, walaupun mungkin kita tidak dapat mengenalinya yaitu kekuatan daya pikir yang tengah bekerja. Contohnya, kita tahu bahwa keadaan kanker dapat berubah tergantung dari apakah sang pasien berpikir, “Aku akan membaik”  dan memusatkan seluruh energinya pada kepercayaan ini, atau apakah sang pasien berpikir, “Aku akan mati” dan menyerah sepenuhnya. Sama halnya dengan seorang pasien penderita hipertensi parah yang yakin bahwa ia memiliki tekanan darah rendah akan mengalami gejala yang lebih sedikit berkurang.

Pada saat ini, konsep bahwa segala fenomena ini sangat terkait dengan gen kita masih berada dalam tahap hipotesis, namun banyak bukti tak langsung yang mendukung hal ini. Dengan penelitian yang berkelanjutan, saya percaya bahwa dalam waktu dekat, efek dari psikologis pada gen kita akan dapat dijelaskan.
Namun, kita tidak boleh hanya berpangku tangan menunggu hingga hari itu tiba. Jika pengetahuan dapat memberikan kontribusi pada kehidupan yang lebih baik, kita harus memanfatkan hal itu sekarang. Dengan berpegang pada tujuan inilah, saya ingin berbagi dengan Anda informasi-informasi yang berguna dan menarik yang telah saya pelajari dari hasil penelitian saya tentang gen.

KEAJAIBAN KODE GENETIK

Selain menyebabkan pembelahan sel dan mentrasmisikan sifat-sifat dari orang tua ke anak, gen bekerja tanpa henti pada tingkatan  yang jauh lebih langsung. Contohnya, kita tidak akan dapat berbicara tanpa berfungsinya gen kita, yang memainkan peran penting dalam menyaring informasi linguistik dari otak. Perantaraan gen diperlukan untuk mengangkat benda-benda, memainkan piano, atau mengerjakan segala aktivitas lainnya. Bukti bahwa kita tidak berubah menjadi sapi saat kita memakan daging sapi juga diakibatkan oleh gen. Gen terlibat langsung dalam proses-proses kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan apa yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.

Satu aspek lain yang mengagumkan adalah, walaupun gen sama-sama memiliki prinsip cara kerja yang umum, adanya kemungkinan kombinasi yang tak terhingga memastikan tidak akan pernah ada dua makhluk yang sama persis. Untuk setiap satu orang anak, terdapat tujuh puluh triliun kombinasi gen yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, perkawinan antara seorang wanita cantik dan seorang lelaki pintar tidak menjamin akan lahirnya seorang jenius yang tampan. Seorang aktris cantik pernah dikabarkan melamar George Bernard Shaw karena sang aktris menginginkan seorang anak yang memiliki kecantikannya dan kecerdasan sang lelaki. Penulis sandiwara yang terkenal dengan lelucon-leluconnya yang mengandung sarkasme itu menjawab, “Dan bagaimana jika kita memiliki anak dengan otak seperti Anda dan wajah seperti saya?”.

Anda juga dapat melihat fakta ini dari perspektif berikut : Anda ada di dunia ini karena kebetulan Anda terpilih dari tujuh puluh triliun kemungkinan yang berbeda. Itu menunjukan betapa istimewanya Anda.
Namun, ada sebuah potongan teka teki lain yang menggelitik para ilmuwan seperti saya. Siapakah yang pada awalnya menuliskan kode luar biasa ini? Umat manusia tentunya tidak dapat menciptakan kode genetik ini, namun apakah ini berarti bahwa kode genetik terjadi secara spontan begitu saja? Toh bahan baku yang diperlukan untuk membentuk kehidupan banyak terdapat dalam dunia.

Menurut pendapat saya, kehidupan tidak mungkin merupakan hasil dari kebetulan saja. Jika hal ini benar, sebuah mobil seharusnya dapat merakit dirinya sendiri secara spontan asalkan selurh onderdilnya yang diperlukan telah terkumpul di satu tempat. Kita tahu bahwa hal ini tidak pernah terjadi.


“Suatu kuasa yang lebih besar tentunya ada di belakang semua ini, sebuah kekuatan yang berada di luar pemahaman manusia”
Selama lebih dari sepuluh tahun, saya telah menyebutnya sebagai “sesuatu yang Agung”. Saya tidak tahu pasti hal apakah sesungguhnya itu, namun tanpanya, kehidupan yang berjalan dengan mulus berdasarkan sebuah cetak biru yang luar biasa luas yang dipadatkan kedalam sebuah sel mungil ini tidak akan dapat tercipta.

Kemajuan-kemajuan penting telah berhasil diciptakan dalam bidang ilmu kehidupan sehingga kita dapat mengungkap misteri-misteri dalam hidup, satu demi satu. Namun, meskipun seluruh tim penerima hadiah Nobel bekerja sama, mereka masih tidak akan dapat menciptkan satu buah bakteri pun. Menciptakan kehidupan dari awal adalah sesuatu diluar kemampuan kita. Walaupun ada kemajuan teknologi yang luar biasa, kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan kita merupakan anugerah dari kekuatan alam yang sungguh hebat. Banyak orang yang beranggapan bahwa “membuat bayi” itu mudah, namun ini adalah cara arogan dalam berpikir. Satu-satunya peran yang kita jalankan hanyalah menciptakan kesempatan bagi sebuah kehidupan untuk dilahirkan, dan setelah lahir, memberi kehidupan tersebut nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh. Anak-anak tumbuh alami sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan yang telah tersusun dengan sangat mendetail.

MENGENAI KLONING

Sebagai tanggapan dari sebagian orang yang mungkin bertanya, “Bagaimana dengan kloning?” Teknologi genetik telah mencapai titik dimana kita dapat menciptakan duplikat yang sama dari hewan-hewan tingkat tinggi. Kita telah menghasilkan klon domba dan monyet, dan embrio manusia telah berhasil diduplikasi dalam laboratorium. Kelahiran Dolly, domba hasil kloning yang pertama, memamng sebuah kejadian penting. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, dari sbuah kelenjar susu, bukan dari sel reproduksi, yang diambil secara acak dari seekor domba dewasa. Hingga saat itu, proses ini dinggap sebagai hal yang tidak mungkin. Seiring tumbuhnya dewasanya hasil-hasil kloning itu, kita dapat melihat bahwa mereka terus diliputi masalah-masalah kesehatan yang menjadikan usia mereka pendek, tetapi mereka tetaplah duplikat genetik dari hewan yang asli.

Apakah arti dari keberhasilan mengkloning hewan tingkat tinggi bagi kehidupan ? kesuksesan ini berarti, secara teori, sebuah duplikat genetik dari seorang manusia dapat dihasilkan dari sel apapun yang diambil dari tubuh seseorang. Contohnya, sebuah sel dari Shiego Nagashima, seorang pemain dan pelatih bisbol terkenal dari jepang, dapat digunakan untuk menciptakan lebih dari satu individu dengan fisik yang sama persis.

Umumnya, sel telur yang  telah dibuahi memiliki kemampuan untuk menjadi seorang individu. Hal ini berarti bahwa pembelahan sel akan menghasilkan sebuah organisme yang independen. Sama halnya, satu buah sel yang diambil dari daun manapun dari sebuah tumbuhan dapat berubah menjadi bagian yang lain, itulah sebabnya sebuah potongan tanaman yang diletakkan di tanah akan tumbuh menjadi sebuah tanaman. Namun, tidak seperti tumbuhan, sel telur hewan yang  telah dibuahi kehilangan kemampuan ini pada tahap awal pembelahan sel. Oleh karena itu, sebelumnya pernah diasumsikan bahwa organisme-organisme rendag seperti katak dapat dikloning, namun pengkloningan mamalia tidak akan pernah mungkin terjadi. Para ilmuwan dulu berpendapat bahwa setelah sel mengalami diferensiasi, sel tersebut tidak akan pernah dapat kembali ke keadaan mereka semula. Kelahiran Dolly langsung menghancurkan asumsi ini.

Metode kloning Dolly
Dolly diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang diambil dari seekor domba betina. Fungsi sel-sel kelenjar susu adalah untuk memproduksi susu, dan biasanya tidak dapat bekerja selain sesuai dengan fungsi tersebut. Dalam proses ini, nukleus dari sel tersebut yang mengandung DNA dipisahkan, diletakkan dalam sel telur seekor domba betina lainnya, dan ditanam dalam seekor ibu domba pengganti. Dengan menerapkan stimulus-stimulus eksternal seperti kejutan listrik pada sel telur yang dibuahi itu, para ahli berhasil memulihkan kemampuan sel itu untuk mengalami pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur yang telah dibuahi.

Seekor katak kloning atau tikus kloning mungkin tidak akan terlalu mengagetkan kita, tetapi suksesnya pengkloningan seekor domba menunjukkan adanya potensi untuk menerapkan teknologi ini pada manusia. Dalam kasus manusia, kloning membuat kita dapat menghasilkan seorang anak dari gen milik dua orang lelaki. Ini juga berarti seorang wanita karier yang tidak ingin repot dengan kehamilan masih dapat memiliki anaknya sendri. Dari segi teknologi, sekarang ini semua telah berada dalam jangkauan kita.

Negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Denmark telah meramalkan kemungkinan ini dari awal dan menetapkan undang-undang yang melarang diterapkannya teknologi kloning pada manusia. Banyak negara lain yang menolak mendanai riset pengkloningan manusia. Keinginan untuk menerapkan pembatasan ini bisa dimaklumi karena begitu teknologi seperti itu ditemukan, akan sulit mengendalikannya. Akan selalu ada kemungkinan seseorang lain yang memiliki teknologi itu akan memenuhi permintaan ini, tanpa peduli apakah ada hukum yang melarang maupun besarnya biaya yang diperlukan.

Pada saat yang sama, perdebatan mengenai kloning dipenuhi dengan kesalahan informasi. Walaupun seekor klon katak tampak seperti adanya -yaitu sebuah duplikat yang persis sama- bahkan jika kita mampu dengan sukses menciptakan seorang klon dari gen manusia, anak yang dihasilkan tidak akan menjadi sebuah replika yang persis sama. Contohnya, Adolf Hitler tumbuh menjadi sosok seperti dirinya karena ia dibesarkan dalam suatu lingkungan dan periode waktu yang  spesifik. Jika ia dilahirkan pada waktu dan tempat yang berbeda, tentunya ia akan memiliki kehidupan yang sangat berbeda. Walaupun identik secara fisik, seorang klon Hitler akan tumbuh dengan memiliki kepribadian yang sama sekali berbeda.

AKTIFKAN GEN-GEN BERMANFAAT MELALUI “PEMIKIRAN GENETIK” (GENETIC MIND)

Di Jepang terdapat sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “Penyakit datang dari pikiran”. Dengan kata lain, cara berpikir kita dapat menyebabkan kita sakit, atau sebaliknya, membantu kita memulihkan diri. Saya percaya bahwa disinilah persisnya gen ikut campur tangan.
Apa yang kita pikirkan mempengaruhi cara kerja gen kita, dan hal ini dapat membawa penyakit maupun kesehatan. Beberapa ilmuwan bahkan percaya bahwa gen kita dan cara mereka berfungsi menentukan apakah kita menjalani kehidupan yang bahagia. Hal ini tidak berarti bahwa kebahagiaan manusia ditentukan secara genetik saat lahir.
“Gen yang mengatur kebahagian pastilah tersimpan didalam setiap orang”
Gen-gen tersebut hanya menunggu untuk dinyalakan. Yang harus kita lakukan adalah mengaktifkan mereka dan mengatur kerja mereka agar bermanfaat bagi hidup kita.

Sejauh yang kita ketahui, hanya sekitar 5 hingga 10 persen dari gen kita yang sebenarnya bekerja; apa yang dilakukan oleh sisanya masih belum diketahui. Dengan kata lain, sepertinya mayoritas gen kita tidak aktif. Fakta bahwa keadaan psikologis kita dapat mengubah cara kerja gen mungkin sebenarnya disebabkan oleh begitu banyaknya gen yang dorman. Sebagian gen yang belum kita pahami itu mungkin bereaksi kuat terhadap kondisi mental kita.

Lalu, bagaimanakah cara membuat gen kita bekerja sehingga menyebabkan kita bahagia? Jawabannya adalah :
 “Dengan menjalani setiap hari semaksimal mungkin dengan sikap yang positif.”
Hipotesis saya adalah bahwa pendekatan penuh antusiasme terhadap hidup akan membawa kesuksesan dan mengaktifkan gen-gen yang membuat kita mengalami kebahagian. Hidup akan berjalan dengan lancar bila kita mempertahankan sikap positif yang penuh antusiasme dan vitalitas.

Saya menyebut hal ini “HIDUP DENGAN GEN YANG MENYALA”, atau “PEMIKIRAN GENETIK”. Keadaan mental seperti ini mengaktifkan gen-gen baik dan menonaktifkan gen-gen buruk. Bagaimana cara kerja tepatnya belum dapat dipahami sepenuhnya, namun konsep populer “BERPIKIR POSITIF” mungkin berkaitan dengan prinsip ini. Banyak orang yang telah mengubah perjalanan sejarah menunjukkan sikap yang positif.

Saya juga melihat banyak ilmuwan Jepang yang kurang produktif di Jepang tiba-tiba berkembang mencapai berbagai hal yang mengagumkan setelah pindah ke Amerka Serikat. Dalam hal ini, perubahan lingkungan sepertinya telah mengaktifkan gen-gen baik mereka. Sama seperti mereka, saya juga mendapatkan kepercayaan diri dan mengembangkan dasar-dasar saya sebagi seorang ilmuwan ketika saya pindah ke Amerika Serikat pada tahun-tahun pertama dalam karier saya biokimia. Disana saya berubah dari seorang biasa-biasa saja yang tak dikenal menjadi seorang ilmuwan yang sukses.

Tentu saja, dengan pindah ke negara baru tidak benar-benar mengubah gen seseorang, dan sebagian orang akan bersikeras bahwa perubahan itu hanya disebabkan oleh lingkungan baru. Namun, lingkungan baru dapat memicu tombol yang menyalakan gen-gen dorman (tidak aktif). Amerika serikat adalah sebuah negara tempat seorang penyendiri dapat menjadi makmur. Sama seperti yang terjadi pada pitcher  Jepang Hideo Nomo, kepergian ke Amerika telah mengaktifkan gen-gen banyak orang Jepang yang tidak “betah” di tanah air mereka. Dengan membawa sikap positif dalam bekerja di lingkungan yang baru, mereka mulai membuahkan hasil. Dan saat hasil mulai terlihat, prestasi mereka pun mulai dikenali dan mereka menerima dukungan yang positif. Hal yang sebaliknya juga terjadi. Para ilmuwan yang menganggap diri mereka gagal memiliki hasil kerja yang buruk. Mau tidak mau saya merasa bahwa gen-gen hanya menunggu untuk diaktifkan.

Saat ini banyak orang yang sepertinya memiliki pendekatan yang negatif terhadap hidup. Dilihat dari segi gen mereka, hal ini sungguh merusak. Ungkapan pemikiran seperti “Saya tidak boleh terlalu banyak makan”, “Saya tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras”, “Saya harus berhenti merokok”, “Saya harus mengurangi konsumsi garam”, “Saya harus mengurangi berat badan”, dan “Saya harus makan lebih baik” adalah contoh-contoh pikiran yang tidak mempan untuk mengaktifkan gen-gen bermanfaat.

Dengan kata lain, walaupun pernyataan-pernyataan diatas akurat secara statistik, namun dengan mempercayai bahwa semua itu berlaku pada diri kita secara pribadi, dapat menyebabkan stress yang tidak perlu, yang kemudian  mengakibatkan dampak negatif pada gen kita.

Kita tidak tahu apakah pendapat-pendapat yang saya sebutkan diatas dapat diterapkan bagi setiap orang. Contohnya, tidak ada bukti yang pasti rasio lemak dengan berat badan yang melebihi 25 persen buruk bagi semua orang. Walaupun merokok dituding sebagai penyebab kanker paru-paru, ada persentase yang cukup besar dari para perokok berat yang tidak mengidap penyakit tersebut. Dengan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana gen kita mempengaruhi, mungkin kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Pada akhirnya, apa yang “baik untuk Anda” tergantung pada setiap individu. Hal ini mungkin terdengar ekstrem, namun jika Anda menyukai suatu jenis minuman, nikmati saja. Jika Anda mengidamkan suatu makan, makan saja. Selama hal itu tidak membuat Anda sakit, Anda dapat menikmatinya. Bahkan untuk dapat hidup dengan kanker adalah mungkin.

Yang penting adalah mematikan sebanyak mungkin gen-gen berbahaya dan mengaktifkan gen-gen yang membantu, membuat mereka bekerja bagi Anda. Kunci untuk melakukan hal ini adalah cara berpikir Anda. Saya menyebut sikap ini sebagai “PEMIKIRAN GENETIK” (GENETIC MIND), dan melalui riset dan pengalaman saya, saya percaya bahwa hal ini adalah cara yang efektif untuk mempengaruhi gen-gen dan memperbaiki hidup Anda.
________________________________________
KAZUO MURAKAMI


10 Tips For Emotional Healing

What really helps us reduce our sadness, anxiety, and other emotional distress?

We experience emotional distress in all sorts of ways, as sadness, anxiety, addictions, unproductive obsessions, unwanted compulsions, repetitive self-sabotaging behaviors, physical ailments, boredom, and as all sorts of angry, bleak, and agitated moods.
What helps relieve this distress? What helps a person to heal? The mental health system as currently constituted says that the following two things help the most: drugs and talk therapy. Setting those two aside, what else helps? Here are ten tips for emotional healing:

1. Be yourself

You must be yourself. This means asking for what you want, setting boundaries, having your own beliefs and opinions, standing up for your values, wearing the clothes you want to wear, eating the food you want to eat, saying the things you want to say, and in a hundred other ways being you and not somebody small or false.

2. Invent yourself

You come with attributes, capacities and proclivities and you are molded in a certain environment. But at some point you must say, “Okay, this is what is original to me and this is how I have been formed but now who do I want to be?” You reduce your emotional distress by deciding to become a person who will experience less emotional distress: a calmer person, a less critical person, a less egoistic person, a more productive person, a less self-abusive person, and so on. 

3. Love and be loved

Part of our nature requires solitude, alone time, and a substantial rugged individualism. But this isn’t the whole story of our nature. We feel happier, warmer and better, live longer, and experience life as more meaningful if we love and let ourselves be loved. We must be individuals (see tips 1 and 2) but we must also relate. To do both, to both be ourselves and relate, requires that we acknowledge the reality of others, include others in our plans, not only speak but listen, and makes ourselves fit by eliminating our more egregious faults and by growing up.  

4. Get a grip on your mind

Nothing causes more emotional distress than the thoughts we think. We must do a better job than we usually do of identifying the thoughts that don’t serve us, disputing them and demanding that they go away, and substituting more useful thoughts. Thinking thoughts that do not serve you is the equivalent of serving yourself up emotional distress. Only you can get a grip on your own mind; if you won’t do that work, you will live in distress.

5. Forget the past

We are not so completely in control of our being that we can prevent past sore points from returning. They have a way of pestering us as anxious sweats, nightmares , sudden sadness, and waves of anger or defeat. But we can nevertheless try to exorcise the past by not playing along with our human tendency to wallow there. We must tell ourselves to move on and mean it. If you have a secret attachment to misery, you will feel miserable. As best you can, imperfectly but with real energy, let go of the past and forget the past.

6. Flip the anxiety switch off

Rampant anxiety ruins our equilibrium, colors our mood, and makes all the already hard tasks of living that much harder. There are many anxiety management strategies you might want to try—breathing techniques, cognitive techniques, relaxation techniques, and so on—but what will make all the difference is if you can locate that “inner switch” that controls your anxious nature and, deciding that you prefer to live more calmly, flip it to the off position. With one gesture you announce that you will no longer over-dramatize, that you will no longer catastrophize, that you will no longer live a fearful life or create unnecessary anxiety for yourself.

7. Make meaning

Meaning is nothing more arcane than a certain sort of subjective psychological experience. We can have much more meaning in our life if we stop looking for it, as if it were lost or as if someone else knew more about it than we did, and realize that it is in our power to influence meaning and even make it. By making daily meaning investments and by seizing daily meaning opportunities we hold meaning crises at bay and experience life as meaningful. Meaning problems produce severe emotional distress and learning the art of value-based meaning-making dramatically reduces that distress.

8. Let meaning trump mood

You can decide that the meaning you make is more important to you than the mood you find yourself in. Rather than saying “I’m blue today” you instead say, “I have my business to build” or “I have my novel to write.” You start each day by announcing to yourself exactly how you intend to make meaning on that day, how you intend to deal with routine chores and tasks, how you intend to relax—how, in short, you mean to spend your day—and you consider all of that, the rich and the mundane alike, as the project of your life, one that you are living with grace and in good spirits. You reduce your emotional distress by checking in more on your intentions and less on your mood.

9. Upgrade your personality

You may not be the person you would like to be. You may be angrier than you would like to be, more impulsive, more scattered, more self-sabotaging, more undisciplined, more frightened. If so, you require a personality upgrade, which of course only you can supply. You choose a feature of your personality you would like to upgrade and then you ask yourself, what thoughts align with this intention and what actions align with this intention? Then you think the appropriate thoughts and take the necessary action. In this way you become the person capable of and equal to reducing your emotional distress.

10. Deal with circumstances

Would you experience more distress sunning yourself at the beach or facing a long jail sentence? Circumstances matter. Our economic circumstances matter; our relationships matter; our work conditions matter; our health matters; whether our nation is at peace or occupied by invaders matters. Many circumstances are completely out of our control and many are within our control. We can change jobs or careers, we can divorce, we can reduce our calorie intake, we can stand up or keep quiet, we can do exactly as much as we can do to improve our circumstances. As a result of those improvements, we feel emotionally better. Emotional healing requires that you take real action in the real world.
Who knows if we are in the throes of a “new depression epidemic” or a “new anxiety epidemic” or whether keen emotional distress has been a significant feature of human existence from the beginning. What is different now is that the paradigm of self-help is completely available to anyone who would like to reduce his or her emotional distress. You can understand yourself; you can form intentions and carry them out; you can learn from experience; you can grow and heal. Naturally none of this is true if you are unwilling to do the work required. But if you are, you have an excellent chance of reducing your emotional distress and experiencing genuine emotional health.

 Eric R. Maisel Ph.D