Featured Post
SURAT DARI IWAN UNTUK TUHAN

IWAN adalah seorang preman yang baru insyaf. Ingin berusaha jujur dan ingin mengenal Tuhan. Ketika sedang merintis kehidupan baru yang lu...

Senin, 05 September 2016

Pikiran Terbuka

Selama manusia belum dapat bebas dalam arti yang sebenarnya, dia akan selalu merindukan sesuatu yang tidak atau belum ada. Tidaklah mengherankan apabila manusia yang tinggal di tepi laut merindukan keindahan alam pegunungan, sebaliknya mereka yang tinggal di lereng gunung merindukan keindahan pantai lautan. Manusia yang belum bebas selalu menganggap keadaan orang lain lebih menyenangkan daripada keadaan diri sendiri, milik orang lain lebih menarik daripada miliknya sendiri, dan seterusnya.


Pendeknya, yang terbaik dan terindah itu selalu berada di SANA, sedangkan yang berada di SINI selalu membosankan, buruk dan tidak seindah yang di sana.

Hanya kalau orang sudah benar-benar bebas daripada permainan pikiran yang mengejar kesenangan, kalau sudah bebas dari bayangan bayangan kesenangan masa lalu yang menjadi kenangan, bebas dari penilaian, bebas dari perbandingan, maka dia dapat membuka mata dan memandang dengan wajar, memandang dengan waspada dan dengan penuh perhatian, sepenuh perhatiannya, kepada apa adanya di saat ini.

Dan kalau sudah dapat memandang seperti itu, setiap saat terhadap apa yang ada, tanpa dikotori perbandingan dan penilaian, maka batin tidak lagi digoda oleh bayangan-bayangan yang hanya mendatangkan pengejaran kesenangan dan akhirnya menuntun kita kepada kebosanan, kekecewaan dan kesengsaraan.

Hanya kalau mata kita terbuka dan mengamati apa adanya setiap saat, maka akan nampaklah segala yang ada sebenarnya adalah apa adanya itu.

Apabila dalam penglihatan hasil pengamatan ini masih ada penilaian "ini baik dan menyenangkan” atau “Itu buruk dan tidak menyenangkan”, maka pengamatan itu pun akan menjadi kotor dan ternoda karena yang berkata baik atau buruk itu bukan lain adalah pikiran yang selalu menjangkau kesenangan.

Dalam ranah hukum Tuhan adalah lain persoalan karena tanpa ada penilaian makhluk pun, Tuhan tahu apa yang TERBAIK bagi diri manusia sebelum adanya pilihan yang menjebak manusia itu sendiri karena tidak menggunakan nurani dan akal sehatnya.

Wallahualam.

0 komentar :

Posting Komentar