Featured Post
SURAT DARI IWAN UNTUK TUHAN

IWAN adalah seorang preman yang baru insyaf. Ingin berusaha jujur dan ingin mengenal Tuhan. Ketika sedang merintis kehidupan baru yang lu...

Jumat, 23 Oktober 2015

MASA 3 TAHUN TERPUTUSNYA WAHYU SETELAH DATANGNYA WAHYU DIPERMULAAN

  بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Saya dan  juga Anda yang muslim pasti pernah  membaca dan atau setidaknya pernah mendengar dari ceramah yang disampaikan oleh para Ustad yang dimuliakan Allah yaitu mengenai turunnya wahyu yang pertama kepada nabi Muhammad SAW di Gua Hira pada usia 40 tahun.

Nah berikut ini saya sharingkan beberapa riwayat yang berkenaan dengan penjelasan atas  permulaan diterimanya wahyu oleh nabi Muhammad SAW sebagai penambah wawasan dan menambah ketebalan  iman kita.

DEFINISI WAHYU

Wahyu secara etimologi (bahasa) adalah memberitahukan secara samar, atau juga dapat diartikan dengan tulisan, tertulis, utusa, ilham, perintah dan isyarat. Sedangkan menurut terminologi (syariat) adalah memberitahukan hukum hukum syariat, namun terkadang yang dimaksud dengan wahyu adalah sesuatu yang diwahyukan, yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

PERMULAAN DITURUNKANNYA WAHYU

Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad tidak berbeda dengan cara turunnya wahyu kepada nabi-nabi sebelumnya. Seperti cara turunnya wahyu pertama kali kepada para nabi adalah dengan MIMPI, sebagimana diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Dalail dengan sanad hasan dari Alqamah bib Qais, sahabat Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Sesungguhnya wahyu yang pertama turun kepada para nabi adalah dengan cara mimpi sehingga hati mereka menjadi tenang. Setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada mereka dalam keadaan sadar.”


Dari Aisyah Ummul Mukminin RA, bahwa Harits bin Hisyam RA bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah bagaimana caranya wahyu turun kepada anda? Rasulullah menjawab, "Kadang­kadang wahyu itu datang kepadaku seperti bunyi lonceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi itu berhenti, aku baru mengerti apa yang disampaikannya. Kadang-kadang malaikat menjelma seperti se­orang laki-laki menyampaikan kepadaku dan aku mengerti apa yang disampaikannya," Aisyah berkata, "Aku pernah melihat Nabi ketika turunnya wahyu kepadanya pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi bersimpah peluh,"

Pada riwayat yang lain dikabarkan bahwa;
Dari Aisyah Umul Mukminin bahwa ia berkata, "Pertama turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW secara mimpi yang benar waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira'. Di situ beliau beribadat beberapa malam, tidak pulang ke rumah isterinya. 
Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada Khadijah, untuk meng­ambil lagi perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali ke Gua Hira, hingga suatu ketika datang kepadanya kebenaran atau wahyu, yaitu sewaktu beliau masih berada di Gua Hira. Malaikat datang kepadanya, lalu katanya, "Bacalah, "jawab Nabi, "Aku tidak bisa mem­baca. " Kata Nabi selanjutnya rnenceritakan, "Aku ditarik dan dipeluk­nya sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya dan disuruhnya pula membaca. "Bacalah," ]awabku, "Aku tidak bisa membaca."
Aku ditarik dan dipeluknya sampai aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskan dan disuruh membaca, "Bacalah," katanya. Kujawab, "Aku tidak bisa membaca," Aku ditarik dan dipeluk untuk ketiga kalinya, kemudian dilepaskan seraya berkata: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan.manusia dari segumpal darah. Bacalah! Demi Tuhanmu Yang Maha Mulia. "Setelah itu Nabi pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, lalu berkata, "Selimuti aku, selimuti aku!" Siti Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi kepada khadijah (setelah dikabarkan semua kejadian yang di­alaminya itu), "Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa). " Khadijah menjawab, "Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan kamu. Kamu selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran." Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, yaitu anak paman khadijah, yang telah memeluk agama Nasrani pada masa Jahiliah itu. la pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani. Maka disalinnya Kitab Injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalin. Usianya telah lanjut dan matanya telah buta.
Khadijah berkata kepada Waraqah, "Wahai Anak pamanku! Dengarkan kabar dari anak saudarmu (Muhammad) ini." Kata Waragah kepada Nabi, "Wahai Anak Saudaraku! Apa yang telah terjadi atas dirimu? "Nabi menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Berkata Waraqah, Namus (malaikat) yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih diberi kehidupan ketika kamu diusir kaurnmu,"Nabi bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku, " Jawab Waraqah, "Ya betul, Belum ada seorang pun yang diberi wahyu seperti mu tidak dirnusuhi orang. Apabila soya masih mendapati hari ini niscaya saya akan menolong anda sekuat-kuatnya. " Tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus untuk sementara.

WUJUD MALAIKAT JIBRIL

Dalam riwayat Abu Aswad dari Urwah dari Aisyah disebutkan, bahwa Nabi pertama kali melihat Jibril dalam mimpi, kemudian Nabi melihat Jibril secara sadar pertama kali di Ajyad. Ketika mendengar panggilan Jibril, "'Ya Muhammad," Nabi melihat ke kanan dan kiri namun tidak menemukan siapa pun, lalu ketika beliau melihat ke atas beliau melihat Jibril di langit. Kemudian Jibril berkata, "Ya Muhammad, ini Jibril" kemudian Nabi lari menuju tempat keramaian dan beliau tidak melihat lagi. Tapi ketika keluar dari keramaian beliau melihat Jibril kembali sambil memanggil manggil Nabi dan Nabi pun lari. Kemudian Jibril baru menemui Nabi di Gua Hira', sebagaimana telah diceritakan dalam kisah tersebut diatas.

Nabi melihat bahwa Jibril memiliki dua sayap yang terbuat dari Yaqut, menurut riwayat Ibnu Lahi'ah dari Abu Aswad. Telah disebutkan dalam Shahih Muslim riwayat lain dari Aisyah, Nabi berkata, "Aku belum pernah melihat Jibril dalam bentuknya yang asli kecuali hanya dua kali."

Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits Ibnu Mas'ud, bahwa pertemuan Nabi dengan Jibril dalam bentuknya yang asli hanya dua kali, Pertama, ketika bertemu pertama kali, dan kedua ketika peristiwa Isra' Mi'raj. Begitu juga Tirmidzi meriwayatkan dari jalur Masruq dari Aisyah, bahwa Nabi tidak pernah melihat Jibril dalam bentuk yang asli kecuali dua kali. Pertama di Sidratul Muntaha, dan kedua di Ajyad.

Dalam kitab Sirah yang ditulis oleh Sulaiman At-Taimi, diriwayatkan oleh Muhammad bin Abdul A’la dari anaknya Mu'tamir bin Sulaiman dari bapaknya, bahwa Jibril datang kepada Nabi di Gua Hira. Jibril menyuruh nabi membaca "Iqra bismirabbika.." lalu pergi dan Nabi terdiam kebingungan, kemudian Jibril menampakkan rupanya yang asli di hadapan Nabi.

MASA 3 TAHUN TERPUTUSNYA WAHYU SETELAH DATANGNYA WAHYU DIPERMULAAN

Dalam kitab sejarah karangan Ahmad  bin Hambal terdapat riwa­yat  dari Sya'bi yang mengatakan, bahwa masa tidak turunnya wahyu adalah 3 tahun, pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Ishaq. Sedangkan menurut Baihaqi adalah 6 bulan, dan Nabi mendapatkan wahyu lewat mimpi pada bulan kelahirannya yaitu Rabi'ul Awal ketika umur beliau 40 tahun, sedangkan turunnya wahyu dalam keadaan sadar pada bulan Ramadhan.

Bukanlah yang dimaksud dengan terputusnya wahyu selama tiga tahun berarti tidak turunnya malaikat Jibril kepada Muhammad setelah turunnya ayat "Iqra bismirabbika..." sampai turunnya ayat, "Ya Ayyuhal Muddatstsir," melainkan hanya diperlambat turunnya Al Qur'an kepada beliau.

Asy-Sya'bi berkata, "Turunnya kenabian kepada Muhammad, ketika beliau berusia 40 tahun yang ditemani oleh malaikat Israfil selama 3 tahun yang mengajari beliau, dan pada saat itu belum turun Al Qur'an kepadanya. Setelah tiga tahun selanjutnya Nabi ditemani oleh Malaikat dan turunlah Al Qur'an selama 20 tahun kepadanya.

Ibnu Tin rnempunyai pendapat lain, yaitu  bahwa yang menemani Nabi adalah malaikat Mika'iI bukan Israfil, akan tetapi pendapat ini ditolak oleh Waqidi karena riwayatnya mursal, dia mengatakan, "Tidak ada yang menemani Nabi kecuali malaikat Jibril."

Jabir bin Abdullah Al Anshari berkata, beliau bercerita tentang terputusnya  wahyu, Rasulullah bercerita, "Pada suatu hari ketika aku sedang berjalan-jalan, tiba-tiba kedengaran olehku suatu suara dari langit, maka kuangkat pandanganku ke arah datangnya suara itu. Kelihatan olehku malaikat yang pernah datang kepadaku di Gua Hira dahulu. Dia duduk di kursi antara langit dan bumi. Aku terperanjat karenanya dan terus pulang. Aku berkata kepada Khadijah, "Selimuti aku!. " Lalu Allah menurunkan ayat, 'Hai orang-orang yang berselimut! Bangunlah! Maka berilah peringatan dan besarkanlah Tuhanmul Bersihkanlah pakainmu dan jauhilah berhala." Maka semenjak itu wahyu turun berturut-turut.

Wallahuaalam. Semoga bermanfaat.

2 komentar :