Featured Post
SURAT DARI IWAN UNTUK TUHAN

IWAN adalah seorang preman yang baru insyaf. Ingin berusaha jujur dan ingin mengenal Tuhan. Ketika sedang merintis kehidupan baru yang lu...

Selasa, 12 Januari 2016

Fitnah Lebih Kejam Dari Pembunuhan

www.babarkata.com

Ada pepatah bahwa "Fitnah itu lebih Kejam dari pada Pembunuhan". Hal tersebut akan terasa maknanya bila orang sudah pernah mengalaminya atau bahkan sedang berlangsung "dramanya" dalam kehidupan Anda. 


Dahsyatnya fitnah akan menghancurkan kehidupan seseorang baik lahir maupun batin, bahkan dahsyatnya fitnah akan menghancurkan suatu golongan masyarakat bahkan suatu negara. Sebagai contohnya apa yang sedang terjadi saat ini di wilayah Timur Tengah, misalnya Iraq negara yang dulunya disebut negeri seribu satu malam (akan keindahan), sekarang berubah menjadi negeri seribu satu malam (dalam ketakutan), negeri yang hancur karena fitnah "suatu berita" yang tak pernah terbukti kebenarannya sampai saat ini. Siapa yang sengsara? tetap rakyat juga.

Contoh lainnya betapa banyak dua saudara berpisah disebabkan berita bohong. Betapa banyak suami-istri berpisah karena berita yang tidak benar. Betapa banyak kabilah-kabilah, dan kelompok-kelompok saling memerangi, karena terpicu berita bohong.

Fitnah Sebagai Ujian Ketakwaan

Diantara mereka yang memiliki ketakwaan dan tertimpa ujian (fitnah) tetap mereka bangkit karena adanya keyakinan bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar dan tawakal. Ketakwaan hanya bisa  diraih karena satu ujian (fitnah). Karena janji Allah sudah pasti.
  1. "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah SWT dan katakanlah perkataan yang benar" (QS. Al-Ahzab : 70).
  2. "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT sebenar-benar Taqwa kepada Nya" (QS. Al-Imran : 102).
  3.  "Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" (QS. Al-Baqarah : 2).
  4. "Dan bertaqwalah kepada Allah SWT, niscaya Allah mengajarimu ilmu" (QS. Al-Baqarah : 282)
  5. "Jika kamu bertaqwa kepada Allah SWT, niscaya Dia akan memberikan kepadamu Petunjuk, dan menutupi segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosa ( mu )”. (QS. Al-Anfal : 29).
  6. "Dan Allah SWT adalah Pelidung orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al-Jatsiyah : 19)  
  7. "Dan ketahuilah bahwa Allah SWT beserta orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al-Baqarah : 194)
  8. "Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa". (QS. Maryam : 72)
  9. "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa". (QS. Muhammad : 15).
  10. "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya (Allah  SWT)." (QS. Al-Qalam :34 ).
  11.  "Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka)." (QS. Qaf : 31).
  12.  "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar , Dan memberinya Rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka". (QS. Ath-Thalaq : 2-3).
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، "اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ"  - رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah ra dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhak terpuji.’ (HR. Turmudzi dan ia berkata, ‘Ini adalah hadits hasan’ dan di sebagian kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih).
Apakah para nabi dan orang-orang shalih dalam berbagai riwayat dan juga dalam quran dikisahkan dalam kehidupannya yang selalu tenang dan tentram?. Tidak, mereka hidup selalu dalam ujian baik sebelum maupun setelah turunnya kenabian.

Kalau sesuai kadarnya bila dibandingkan dengan kehidupan para nabi dan
orang-orang shalih, bila terjadi ujian (fitnah) seperti mereka kepada kita, sepertinya kita bakalan pingsan berkali-kali. :) 

Karena Allah telah mengetahui kemampuan setiap makhluk, maka tidak akan diberikan beban diluar batas kemampuan dirinya, semakin tinggi keimanan dan ketakwaan semakin tinggi pula ujian (fitnah).

Kabar Gembira Bagi Orang-Orang yang sabar

Bila ada diantara Anda yang saat ini tengah tertimpa ujian (fitnah) maka bersabarlah dan bergembiralah karena Allah menjanjikan tempat tertinggi di sisi Nya kelak. Di hari penghisaban (Mizan) Allah akan tunjukkan kebenaranNya menjadi pembela bagi orang orang yang sabar.

>> “Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Qs. Az Zumar: 10).

 >> “ Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Qs Al Baqarah: 155).

Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah saw bersabda:

“Pada hari kiamat nanti didatangkan ahlul Bala’ (mereka yang banyak mendapatkan cobaan iman), tidak ditegakkan mizan atas mereka; tidak dibukakan dewan untuk mereka; tidak dibuka catatan keburukan mereka; tidak dihisap dosa-dosa mereka; dan tidak pula ditimbang  amal perbuatan mereka di atas mizan; serta dikatakan kepada mereka: “Masuklah kalian ke dalam Jannah tanpa hisab!” Lalu orang-orang yang sedang dihimpun itupun bertanya: “Apa gerangan dengan kalian, sehingga amal perbuatan kalian tidak dihisab?”. Mereka menjawab: “Dahulu kami bersabar dalam menghadapi cobaan dan ridha dengan ketentuan (Allah)”. Maka Ahlul ‘Afiyah –mereka yang tidak mendapat cobaan berat- semasa hidup di duniapun berangan-angan, andaikan saja daging mereka dipotong-potong dengan gunting, tatkala mereka melihat pengampunan yang diberikan kepada orang-orang yang sabar pada hari kiamat”.[1] “Dan kemudian didatangkan orang yang paling sengsara sewaktu hidup di dunia, lalu orang tersebut diceburkan sekali ceburan ke dalam Jannah. Setelah itu ia ditanya Rabbul ‘Izzati: “Adakah engkau masih merasakan kesengsaraan dalam hidupmu?” “Demi ‘Izzat-Mu dan Keagungan-Mu, aku sama sekali tidak merasakan kesengsaraan apapun dalam hidupku”, Jawabnya”.

Sikap Dalam Menerima Suatu Berita

Adapun sikap seorang muslim terhadap suatu kabar / berita agar selamat, Allah tuntun dalam firman-Nya sebagai berikut :

Allah berfirman,


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". [Al Hujurat : 6].

(Dalam ayat ini) Allah memberitahukan, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya (jika berbicara) dia dusta, akan tetapi kadang ia juga benar. Karenanya, berita yang disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak, maka ditolak.

Sebagai renungan, bacalah Surat An Nur (ayat 11~20) dan renungilah ayat-ayat penuh barakah yang Allah firmankan tentang kebersihan Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dari tuduhan kaum munafiq. Kemudian sebagian kaum muslimin yang jujur ikut-ikutan menuduh tanpa meneliti bukti-buktinya.
Allah berfirman,

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ ١١ 


"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar". [An Nur : 11]


لَّوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ ظَنَّ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بِأَنفُسِهِمۡ خَيۡرٗا وَقَالُواْ هَٰذَآ إِفۡكٞ مُّبِينٞ ١٢ 


"Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata". [An Nur : 12]


لَّوۡلَا جَآءُو عَلَيۡهِ بِأَرۡبَعَةِ شُهَدَآءَۚ فَإِذۡ لَمۡ يَأۡتُواْ بِٱلشُّهَدَآءِ فَأُوْلَٰٓئِكَ عِندَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ ١٣ 


"Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta". [An Nur : 13]

وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ لَمَسَّكُمۡ فِي مَآ أَفَضۡتُمۡ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ ١٤ 


"Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu". [An Nur : 14]

إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞ وَتَحۡسَبُونَهُۥ هَيِّنٗا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٞ ١٥ 


"(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar".  [An Nur : 15]

وَلَوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ قُلۡتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبۡحَٰنَكَ هَٰذَا بُهۡتَٰنٌ عَظِيمٞ ١٦ 


"Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar". [An Nur : 16]

 يَعِظُكُمُ ٱللَّهُ أَن تَعُودُواْ لِمِثۡلِهِۦٓ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ١٧ 


"Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman". [An Nur : 17]

وَيُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ١٨ 


"Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". [An Nur : 18]

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ١٩ 


"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui". [An Nur : 19]

وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ وَأَنَّ ٱللَّهَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ ٢٠ 


"Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar)". [An Nur : 20].

Wallahualam. Semoga Bermanfaat.

_______________________________

[1] Diriwayatkan oleh ath Thabrani dalam kitabnya “Al Kabir” dengan lafaz sebagai berikut: “Kemudian didatangkanlah Ahlul Bala’. Tidak ditegakkan mizan bagi mereka dan tidak pula ditegakkan dewan bagi mereka, dicurahkan kepada mereka pahala yang melimpah ruah sehingga Ahlul ‘Afiyah benar-benar mengangankan seandainya tubuh mereka dipotong dengan gunting lantaran besarnya pahala Allah yang diberikan kepada mereka”. Dalam sanad riwayat ini ada perawi yang bernama Maja’ah Zubair. Oleh Ahmad, ia dinyatakan tsiqqah, namun oleh Ad Daruquthni ia dilemahkan. Lihat Kitab “Majmu’us Zawaa’id. Juz II hal: 308.

0 komentar :

Posting Komentar