Disela sela kehidupan dunia ini, diantara kesibukan sebagian orang pernahkah kita menelaah ke dalam diri kita sendiri amalan apakah yang akan menjadi bekal di akhirat nanti?. Apakah selain menunaikan berbagai ibadah yang wajib atau sebagian yang sunah bila kita paksakan "sempat" atau "diluangkan waktu", apakah hanya itu, padahal kita tidak tahu di hari penghisaban nanti timbangan amalan itu akan mencukupi atau tidak menuju jalan yang terang, atau bahkan tidak berarti apa-apa bila tidak diiringi keikhlasan dan ridho karena Allah.
Sekecil apapun kebaikan tidak ada yang sia sia
Tidakkah Rosulullah telah mengabarkan kepada umatnya, siapa siapa yang tidak mampu seperti layaknya para orang-orang soleh meraih predikat terbaik disisi Allah (seperti para sahabat nabi, para tabiin, tabiit tabiin atau aulia dsb), lantas kita yang hidup dalam era akhir jaman ini telah diberikan khabar baik oleh rosul, sedikit amalan yang kita lakukan walaupun hanya setitik tanpa kita sadari dengan ikhlas akan menjadi tambahan amal yang berlipat selain ibadah yang wajib.
Hal-hal kecil seperti apakah yang dapat kita lakukan?
1. Mengingat Allah menumbuhkan hati untuk berbuat kebaikan.
Seperti dalam hadits berikut ini :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً »
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
2. Inti dari semua perbuatan baik adalah peduli dengan keadaan sekitarnya.
Apa yang kita rasakan saat kita berada diantara hiruk pikuk kehidupan
kota adalah sebagian besar orang seakan akan tidak peduli akan keadaan
sekitar. Pernahkah Anda peduli bila saat di bis kota Anda duduk,
disebelah Anda ada wanita hamil sedang berdiri tidak kebagian tempat
duduk?. Pernahkah Anda peduli di tempat tempat umum melihat seorang
nenek dan cucunya terlihat diluar kelaparan atau kehausan sedangkan Anda
sedang makan diatas meja makan suatu restoran?.
Apakah Anda peduli disaat Anda berjalan dipinggir jalan melihat paku paku bertebaran di jalan?.
3. Tidak berharap pamrih akan suatu perbuatan baik.
Banyak hal-hal sederhana atas kejadian sehari hari, misalnya suatu ketika disaat hujan, Anda sebagai pria sedang berjalan
memakai payung melihat seorang wanita muda kehujanan berjalan di saat
lain Anda melihat seorang nenek yang juga kehujanan, bila Anda berniat
baik apakah yang Anda lakukan?. Menolong wanita muda itu atau menolong
nenek itu? :). Bila ada niat keikhlasan dihati Anda hal hal seperti itu
akan secepat datang solusinya; nenek dan wanita muda itu berdua memakai
payung Anda, sedangkan Anda seorang lelaki masa malu kehujanan.:).
4. Tidak riya' atas suatu perbuatan kebaikan.
Riya’ adalah menampakkan ibadah dengan maksud agar dilihat orang lain. Jadi riya’ berarti melakukan amalan tidak ikhlas karena Allah karena yang dicari adalah pandangan, sanjungan dan pujian manusia, bukan balasan murni di sisi Allah. Penyakit inilah yang banyak menimpa kita ketika beribadah. Padahal riya’ ini benar-benar Nabi khawatirkan.
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ ». قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ اَوْ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ شُعْبَةً فَاَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اْلحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلاِيْمَانِ. البخارى و مسلم
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
5. Mengajak berbuat kebaikan utamanya dalam keluarga.
وَلْتكُنِ مِنْكُمْ اُمَّةُ يَدْعُوْنَ اِلَى الخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِهُوْنَ.
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itu lah orang-orang yang beruntung (Ali Imran :104)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ دَعَا اِلَى هُدًي كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبَعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئا وَمَنْ دَعَا اِلَى ضَلَالَةَ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثلُ آثَامِ مَنْ تَبَعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئا
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “siapa saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)
Firman Allah dan hadits-hadits tentang kebaikan
Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan (QS : Al-baqarah :148)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ اَوْ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً، اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Iman itu ada enam puluh cabang lebih atau tujuh puluh cabang lebih. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan yang paling tinggi ialah ucapan ~Laa ilaaha illallooh~ (Tidak ada Tuhan selain Allah)". [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ اَوْ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ شُعْبَةً فَاَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اْلحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلاِيْمَانِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama ialah ucapan ~Laa ilaaha illallooh~ (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan di jalan, dan malu adalah salah satu cabang dari iman". [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: عُرِ
ضَتْ عَلَيَّ اَعْمَالُ اُمَّتِى حَسَنُهَا وَ سَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِى مَحَاسِنِ اَعْمَالِهَا اْلاَذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّرِيْقِ وَ وَجَدْتُ فِى مَسَاوِى اَعْمَالِهَا النُّخَامَةَ تَكُوْنُ فِى اْلمَسْجِدِ لاَ تُدْفَنُ. مسلم و ابن ماجه
Dari Abu Dzarr RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Diperlihatkan kepadaku amalan-amalan ummatku yang baik maupun yang buruk, maka aku dapati pada kebaikan-kebaikan amalnya itu ialah gangguan yang disingkirkan dari jalan dan aku dapati pada keburukan-keburukan amalnya ialah berdahak di masjid dan tidak ditanam". [HR. Muslim dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى بَرْزَةَ رض قَالَ، قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ اِنِّى لاَ اَدْرِى نَفْسِى تَمْضِى اَوْ اَبْقَى بَعْدَكَ فَزَوِّدْنِى شَيْئًا يَنْفَعُنِى اللهُ بِهِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِفْعَلْ كَذَا، اِفْعَلْ كَذَا، وَ أَمِرَّ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. و فى رواية قال ابو برزة، قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ عَلِّمْنِى شَيْئًا اَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: اِعْزِلِ اْلاَذَى عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ. مسلم و ابن ماجه
Dari Abu Barzah RA, ia berkata : Aku berkata, "Ya Nabiyyallah, sesungguhnya aku tidak mengetahui diriku sudah mati atau masih hidup sesudahmu, maka berilah sesuatu bekal untukku yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Kerjakanlah demikian, kerjakanlah demikian, dan singkirkanlah gangguan dari jalan". Dan dalam satu riwayat, Abu Barzah berkata : Aku berkata, "Ya Nabiyyallah, ajarkanlah sesuatu kepadaku yang dengannya aku bisa mengambil manfaat". Rasulullah SAW bersabda, "Singkirkanlah gangguan dari jalannya kaum muslimin". [HR. Muslim dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ، قَالَ: تَعْدِلُ بَيْنَ اْلاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَ تُعِيْنُ الرَّجُلَ فِى دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا اَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، قَالَ: وَ اْلكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَ كُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيْهَا اِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَ تُمِيْطُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ. البخارى و مسلم و اللفظ له
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap persendian manusia wajib bersedeqah pada setiap hari dimana matahari terbit padanya". Beliau SAW bersabda pula, "Kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedeqah, kamu menolong seseorang pada kendaraannya, yaitu membantu untuk menaikkannya atau mengangkatkan barang-barangnya diatas kendaraannya adalah sedeqah". Beliau SAW bersabda lagi, "Ucapan yang baik adalah sedeqah, dan setiap langkah kamu berjalan untuk shalat adalah sedeqah, dan kamu menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedeqah". [HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh ini bagi Muslim]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَى كُلِّ مِيْسَمٍ مِنَ اْلاِنْسَانِ صَلاَةٌ كُلَّ يَوْمٍ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ: هذَا مِنْ اَشَدِّ مَا اَنْبَأْتَنَا بِهِ. قَالَ: اَمْرُكَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ نَهْيُكَ عَنِ اْلمُنْكَرِ صَلاَةٌ، وَ حَمْلُكَ عَلَى الضَّعِيْفِ صَلاَةٌ، وَ اِنْحَاؤُكَ اْلقَذَرَ عَنِ الطَّرِيْقِ صَلاَةٌ، وَ كُلُّ خَطْوَةٍ تَخْطُوْهَا اِلَى الصَّلاَةِ صَلاَةٌ. ابن خزيمة فى صحيحه
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anggota badan manusia setiap hari wajib shalat (sedeqah)". Seseorang dari suatu kaum berkata, "Ini adalah seberat-berat apa yang engkau khabarkan kepada kami". Beliau bersabda, "Kamu beramar ma'ruf adalah sedeqah, kamu nahi munkar adalah sedeqah, kamu membawa (memboncengkan) orang yang lemah adalah sedeqah, kamu menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedeqah, dan setiap langkah yang kamu langkahkan berjalan untuk shalat adalah sedeqah". [HR. Ibnu Khuzaimah, dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ مِنْ نَفْسِ ابْنِ آدَمَ اِلاَّ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ فِى كُلِّ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيْهِ الشَّمْسُ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مِنْ اَيْنَ لَنَا صَدَقَةٌ نَتَصَدَّقُ بِهَا؟ فَقَالَ: اِنَّ اَبْوَابَ اْلخَيْرِ لَكَثِيْرَةٌ: التَّسْبِيْحُ، وَ التَّحْمِيْدُ، وَ التَّكْبِيْرُ، وَ التَّهْلِيْلُ، وَ اْلاَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ النَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَ تُمِيْطُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ تُسْمِعُ اْلاَصَمَّ، وَ تَهْدِى اْلاَعْمَى، وَ تَدُلُّ اْلمُسْتَدِلَّ عَلَى حَاجَتِهِ، وَ تَسْعَى بِشِدَّةِ سَاقَيْكَ مَعَ اللَّهْفَانِ اُلمُسْتَغِيْثِ، وَ تَحْمِلُ بِشِدَّةِ ذِرَاعَيْكَ مَعَ الضَّعِيْفِ، فَهذَا كَلُّهُ صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ. ابن حبان فى صحيحه و البيهقى مختصرا. و زاد فى رواية: وَ تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ اَخِيْكَ صَدَقَةٌ، وَ اِمَاطَتُكَ اْلحَجَرَ وَ الشَّوكَةَ وَ اْلعَظْمَ عَنْ طَرِيْقِ النَّاسِ صَدَقَةٌ، وَ هَدْيُكَ الرَّجُلَ فِى اَرْضِ الضَّالَّةِ صَدَقَةٌ.
Dari Abu Dzarr RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Pada diri anak Adam harus bersedeqah pada setiap hari, dimana matahari terbit padanya". Beliau SAW ditanya, "Ya Rasulullah, dari mana kami mempunyai sesuatu untuk bersedeqah ?". Beliau SAW menjawab, "Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak sekali : bertasbih, tahmid, takbir, tahlil, amar ma'ruf, nahi munkar, menyingkirkan gangguan dari jalan, memperdengarkan (menjelaskan) kepada orang yang tuli, menunjukkan orang yang buta, menunjukkan orang yang minta petunjuk kepada keperluannya, dengan sekuat kakimu kamu menolong orang yang sedang mengeluh dan minta tolong, dengan sekuat tanganmu kamu menolong orang yang lemah, maka ini semua adalah sedeqah dari dirimu pada dirimu". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dan Baihaqi secara ringkas, dan ia menambahkan di dalam riwayatnya], "Dan senyummu kepada saudaramu adalah sedeqah, kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan manusia adalah sedeqah, dan kamu menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat jalan adalah sedeqah".
عَنْ بُرَيْدَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: فِى اْلاِنْسَانِ سِتُّوْنَ وَ ثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ، فَعَلَيْهِ اَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةٌ، قَالُوْا: فَمَنْ يُطِيْقُ ذلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلنُّخَامَةُ فِى اْلمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا، وَالشَّيْءُ تُنَحِّيْهِ عَنِ الطَّرِيْقِ، فَاِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تَجْزِى عَنْكَ. احمد و اللفظ له و ابو داود و ابن خزيمة و ابن حبان فى صحيحهما
Dari Buraidah RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Pada manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, dan setiap persendian wajib bersedeqah". Para shahabat bertanya, "Lalu siapa yang mampu melaksanakan yang demikian itu, ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW menjawab, "Jika ada dahak di masjid, lalu kamu menanamnya adalah sedeqah. Sesuatu yang mengganggu di jalan lalu kamu menyingkirkannya adalah sedeqah. Dan jika kamu tidak mampu maka dua rekaat shalat Dluha, apabila kamu melaksanakannya, mencukupi semuanya itu". [HR. Ahmad dan lafadh itu baginya, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنِ اْلمُسْتَنِيْرِ بْنِ اَخْضَرَ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنْتُ مَعَ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رض فِى بَعْضِ الطُّرُقَاتِ، فَمَرَرْنَا بِأَذًى فَاَمَاطَهُ، اَوْ نَحَّاهُ عَنِ الطَّرِيْقِ، فَرَأَيْتُ مِثْلَهُ، فَاَخَذْتُهُ، فَنَحَّيْتُهُ فَاَخَذَ بِيَدِى وَ قَالَ: يَا ابْنَ اَخِى مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قُلْتُ: يَا عَمُّ رَأَيْتُكَ صَنَعْتَ شَيْئًا، فَصَنَعْتُ مِثْلَهُ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَمَاطَ اَذًى مِنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ، وَ مَنْ تُقُبِّلَتْ مِنْهُ حَسَنَةٌ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الطبرانى فى الكبير و رواه البخارى فى كتاب الادب المفرد،
Dari Mustanir bin Akhdlar bin Mu'awiyah dari bapaknya, ia berkata : Dahulu saya bersama Ma'qil bin Yasar RA, kami berjalan di sebagian jalan-jalan. Lalu kami melewati sesuatu yang mengganggu di jalan, maka dia menyingkirkannya atau membuangnya dari jalan tersebut. Lalu ketika aku melihat seperti itu, maka aku mengambil dan membuangnya. Kemudian ia memegang tanganku dan bertanya, "Hai anak saudaraku, apa yang mendorong kamu melakukan perbuatan itu ?". Aku menjawab, "Wahai paman, aku melihat kamu berbuat sesuatu, maka akupun berbuat seperti itu". Kemudian dia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, akan dicatat baginya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang diterima kebaikannya, dia masuk surga". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan Bukhari di dalam kitab Al-Adabul Mufrad]
عَنْ اَبِى شَيْبَةَ اْلهَرَوِيِّ قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يَمْشِى وَ رَجُلٌ مَعَهُ، فَرَفَعَ حَجَرًا مِنَ الطَّرِيْقِ فَقَالَ: مَا هذَا؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص. يَقُوْلُ: مَنْ رَفَعَ حَجَرًا مِنَ الطَّرِيْقِ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ، وَ مَنْ كَانَتْ لَهُ حَسَنَةٌ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الطبرانى فى الكبير و رواته ثقات، و رواه فى الاوسط من حديث ابى الدرداء، الا انه قال: مَنْ اَخْرَجَ مِنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ شَيْئًا يُؤْذِيْهِمْ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهِ حَسَنَةً، وَ مَنْ كَتَبَ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً اَدْخَلَهُ بِهَا اْلجَنَّةَ.
Dari Abu Syaibah Al-Harawiy, ia berkata : Dahulu Mu'adz berjalan dengan seorang laki-laki, lalu dia mengangkat (menyingkirkan) batu dari jalan. Maka orang laki-laki tersebut bertanya, "Apakah ini ?". Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengangkat (menyingkirkan) batu dari jalan, maka dicatat baginya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang ada kebaikan baginya, dia masuk surga". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan para perawinya kuat. Dan dia meriwayatkan juga di dalam Al-Ausath dari hadits Abu Darda', hanya saja dia menyebutkan], "Barangsiapa yang mengeluarkan (menyingkirkan) sesuatu yang mengganggu dari jalan kaum muslimin, maka dengannya Allah mencatat kebaikan baginya. Dan barangsiapa yang Allah mencatat kebaikan di sisi-Nya, dengannya Allah memasukkannya ke surga".
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: خُلِقَ كُلُّ اِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّيْنَ وَ ثَلاَثِمِائَةِ مَفْصِلٍ، فَمَنْ كَبَّرَ اللهَ، وَحَمِدَ اللهَ وَ هَلَّلَ اللهَ، وَ سَبَّحَ اللهَ وَ اسْتَغْفَرَ اللهَ، وَ عَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ، اَوْ شَوْكَةً، اَوْ عَظْمًا، عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَ اَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ، اَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّيْنَ وَ الثَلاَثِمِائَةِ، فَاِنَّهُ يُمْسِى يَوْمَئِذٍ وَ قَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنِ النَّارِ. مسلم و النسائى
Dari 'Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Setiap manusia dari bani Adam diciptakan atas tiga ratus enam puluh persendian. Maka barangsiapa yang telah mengagungkan Allah (bertakbir), bertahmid, bertahlil, bertasbih, istighfar kepada Allah, menyingkirkan batu dari jalan kaum muslimin atau menyingkirkan duri atau tulang dari jalan kaum muslimin, amar ma'ruf atau nahi munkar sebanyak tiga ratus enam puluh, maka sesungguhnya dia memasuki waktu sore pada hari itu telah menjauhkan dirinya dari api neraka". [HR. Muslim dan Nasai]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ فَاَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ اللهُ لَهُ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : Pada suatu hari ada seorang laki-laki berjalan di suatu jalan. Kemudian mendapati sebuah dahan yang berduri, lalu dia menyingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya (menerima amalnya) sehingga Allah mengampuninya". [HR. Bukhari dan Muslim]
و فى رواية لمسلم قال: لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِى اْلجَنَّةِ فِى شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِى اْلمُسْلِمِيْنَ.
Dan di dalam satu riwayat dari Muslim, disebutkan : Beliau bersabda, "Aku telah melihat seorang laki-laki bersenang-senang di surga disebabkan dia memotong sebuah pohon di jalan yang mengganggu kaum muslimin".
Wallahualam. Semoga bermanfaat.
Wallahualam. Semoga bermanfaat.
0 komentar :
Posting Komentar